Jepang menjadi salah satu destinasi studi favorit pelajar Indonesia. Meski begitu, hanya pelajar yang memenuhi kualifikasi yang berkesempatan mengenyam pendidikan di kampus-kampus terbaik di sana.
Menggunakan beasiswa atau tidak, pelajar internasional yang akan kuliah di Jepang harus melewati tahapan wawancara. Seperti dimuat Top Universities, berikut ini empat etika yang akan memuluskanmu lulus kuliah di Negeri Sakura.
1. Perhatikan tradisi
Aturan etika di Jepang tak cukup sekadar berjabat tangan. Negara ini punya budaya dan tradisi yang khas. Sedangkan penduduk lokal berharap kebiasaan tersebut bisa diterapkan oleh pendatang, termasuk pelajar. Karena itu, pelajar harus banyak belajar karena budaya dan kebiasaan yang dimaksud bukan hanya makan sushi menggunakan sumpit.
2. Jangan terlambat
Keterlambatan sangat tidak ditoleransi oleh masyarakat Jepang. Di Eropa, pewawancara masih bisa memaklumi kandidat yang terlambat 5 menit jika alasannya masuk akal. Tetapi, hal tersebut tak berlaku di Jepang. Datang tepat waktu saat wawancara sama artinya sudah tiba di lokasi maksimal 10 menit dari jadwal.
3. Jabat tangan dan kontak mata
Ketika wawancara masuk kuliah di Jepang, hal yang pertama harus dilakukan adalah berjabat tangan sambil menatap mata. Kemudian, kamu akan ditawari untuk duduk. Namun, sebaiknya kamu menunggu pewawancara duduk terlebih dahulu, sebelum menempati kursi yang telah disediakan. Gerakan kecil semacam ini sangat diperhatikan sehingga kamu akan dianggap sopan.
4. Perhatikan nama keluarga
Ketika diwawancarai oleh dosen, sapa mereka dengan nama keluarga kemudian disertai 'sensei' atau 'kyouju' yang berarti guru. Penyertaan nama keluarga menjadi penting daripada hanya memanggil 'sensei'. Sebelum wawancara, jangan lupa untuk mencari tahu latar belakang
pewawanMondayScholarship
[Okezone]
Komentar
Posting Komentar